8 Tips Mencari Pasangan Hidup Yang Tepat

 

BlogPsutri - Secara psikologis perkembangan karakter anak tumbuh kembang dewasa 67% - 98% terbentuk dr faktor lingkungan (keluarga) plus pergaulan sehari-hari. Banyak riset membuktikan bahwa kedua faktor tersebut menjadi landasan dasar kuat melekat pada diri seseorang.

Kaitannya mencari bakal calon istri tidak terlepas dari benang merah "masa lalu." Apa pernah atau bahkan sering melakukan kebiasaan buruk semasa kecil "remajanya." Nah, kalau begitu pendeteksian dini supaya gak salah jalan memilih pasangan hidup, gimana?

Sejatinya, saya meyakini benar bahwa Tuhan tidak akan salah memberi pasangan hidup. Singkatnya, calon suami berakhlak baik maka bakal calon istri ndak akan jauh berbeda. Selaras, berakhlak buruk mendapatkan pasangan serupa. To the pointnya, tips mendasar berikut berlaku bagi calon suami yg sedang berusaha menjadi "karakter baik" plus inginberuntung mendapati istri gadis:


1. Seiman
Keyakinan agama sy kira kembali kepada diri masing-masing. Apabila memang menjadikannya sesuatu hal mendasar and tanpa tawar-menawar lg, silahkan jadikanlahpoin/pertimbangan utama.

2. Tempat dan Waktu Tepat

In the right place at the right time! Urusan mencari calon pasangan hidup bukanlah hal serampangan, "Who cares" ketemu dimana, nyari dimana, dsb. Sebagai contoh, umumnya anak muda jaman sekarang suka cara instan menggunakan Hape and media sosial. Patokannya simple: asal cantik/ganteng, kaya, hobi sama langsung oke.

Begitupun "wherever" mau di pub, diskotik, hotel/motel "ehe-ehe," peduli amat! Parahnya lg, "Ah, tenang aja sob gue kagak pake perasaan ama die, happy fun doang sumpeh!" Hati-hati,Witing tresno jalaran soko kulino atawa cai karacak ninggang batu laun-laun legok. Artinya, batu tiap hari ditimpa air setitik lambat laun hancur. Hati dari ora suka jadi... Endingnya, klu serampangan begini mudah ditebak angka perceraian pasangan muda semakin tinggi.

3. Apakah Calon Pasangan Hidupnya Sudah Teratur (Disiplin)?

Carilah calon istri didik dr keluarga hidup teratur "disiplin." Alasannya, sebagian besar peranan didikan orang tua sangat berpengaruh, benar-benar menentukan: semakin keras "tegas" mendidik anak semakin baik. Contoh sederhana, aturan orang tuanya mengarahkan anaknya untuk selalu padat menjalani aktifitas positip.

Seperti, sehabis pulang sekolah anak diharuskan tidur siang sebentar, lalu belajar mengulangi kembali apa-apa yg diajarkan disekolah (les maupun belajar sendiri dirumah atau mengaji), minimal 7 jam setiap hari. Artinya, bila ditambahkan jadwal belajar disekolah berarti anak tersebut setiap hari dituntut belajar 10 - 13 jam sehari.

Kapan waktu bermainnya? Waktu bermain hanya disisakan lewat jam istirahat sekolah or waktu istirahat mengaji di madrasah. Klu dihitung jumlah keseluruhan aktifitas positip sehari-hari maka selesai antara jam 9 - 10 malam, yaitu pas waktunya jam tidur. Bisa jadi karakter seperti ini di cap sebagai anak kurang gaul.

4. Perhatikan Lingkungan Pergaulan Sekitar

Lingkungan pergaulan dimana ia tinggal/dibesarkan. Maksudnya? Bukan berarti jika ia dibesarkan di lingkungan pergaulan kumuh gak baik akhlaknya, tapi yg jelas kesehatannya memang kurang kondusif. Lingkungan kumuh kota hampir mirip lingkungan kampung desa, cuma bedanya lingkungan perdesaan jauh lebih kondusif pergaulannya dibandingkan lingkungan kumuh kota.

So, carilah informasi sebanyak mungkin siapa temannya, sahabatnya, maupun sanak saudaranya and dekati mrk. Patokannya sederhana, apabila sahabat mrk kelakuannya agak "nyeleneh" alias tidak baik akhlaknya, artinya karakter pasangan memang seperti itu

5. Cara Ia Bersikap, Berbicara, Berdandan

Cara ia berbicara, berdandan (berhias), maupun sikap merupakan salah satu unsur penting penilaian karakter dasar pasangan. Untuk membuktikannya hadapkan situasi dimana ia harus berbicara langsung dengan orang tua, sahabat, teman + saudaranya.

Dengan begitu biasanya pembicaraan diluar kontrol "ceplas-ceplos" seringkali terjadi: suka membentak, bicara kasar, bahasa-bahasa "nyeleneh" kurang sopan layaknya wanita murahan, dsb. Begitupun cara berdandan, semakin seronok semakin tipis kemungkinan baik atau gadisnya. Gimana dgn sikap? Gak hanya agamis. Secara penentuan karakter wanita sikap pemalu cenderung berkarakter baik.

6. Belum Pernah Pacaran

Lebih aman lagi carilah calon pasangan belum pernah pacaran sama sekali. Loh, emang ada gitu jaman serba canggih begini? Eh, jangan salah, gaul dong ke kampung-kampung noh!...hhe. Ada kok perempuan yang ndak pacaran, serius, coba baca poin ketiga: dididik dr keluarga penuh kedisiplinan pertanda anak perempuannya ndak mempunyai waktu untuk berbuat "aneh-aneh" pacaran.

7. Minta Masukkan Orang Tua

Secara psikologis, wanita mintalah saran melalui Ibu: terasa lebih nyaman, bebas mengutarakan isi hati. Sebaliknya, lelaki mintalah saran lewat Bapak. Ingat, saran mereka terbukti sangat ampuh, tok-cer bin jitu loh! Pasalnya, orang tua memiliki jam terbang tinggi/pengalaman, pemahaman hidup, dsb. patut dipertimbangkan! So, turutilah anjurannya. Jangan lupa minta doanya juga.

8. Perbaiki Diri dan Berdoalah

Perbaiki diri plus berdoa adalah langkah paling aman, proses menenangkan hati selanjutnya. Pertama, jika merasa mau mendapatkan pasangan sesuai, cocok di hati maka berkacalah pada diri sendiri, "Apakah diri sy sudah sesuai dgn kriteria idaman pasangan nanti?" Ingat bahwa pasangan kalian adalah cermin dari diri sendiri. Kedua, percayalah jika kualitas diri baik maka jodoh kalian pun mempunyai kualitas imbangan sama.

Selebihnya tambahkanlah sendiri berdasarkan pengalaman pribadi. Silahkan berbagi share ke teman, khususnya buat mereka lagi mencari jodoh. Semoga bermanfaat!
8 Tips Mencari Pasangan Hidup Yang Tepat 4.5 5 Palinghots BlogPsutr i - Secara psikologis perkembangan karakter anak tumbuh kembang dewasa 67% - 98% terbentuk dr faktor lingkungan (keluarga) plus pe...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar